Thursday, September 2, 2010

Bangsawan

hari ini PT. Prameswara berulang tahun yang ke 20
diadakan acara besar-besaran di aula kantor PT. Prameswara
semua karyawan dan manager diundang untuk menghadiri pesta tersebut
Candra Prameswara -ayah Kania- datang beserta istri dan ketiga anaknya, Kania, Radit dan Kiara
Kania, dalam hatinya ia tidak mau datang ke acara ini
ia berpikir kalau acara ini sangat membosankan
tidak ada orang yang ia kenal, kecuali pegawai ayahnya yang biasa ia temui kalau ia sedang berkunjung ke kantor
tapi apa daya, Kania hanya bisa tersenyum manis jika dikenalkan kepada teman-teman ayahnya
mamanya, asik ngobrol dengan ibu-ibu lainnya
Radit, dia asik sendiri dengan psp-nya dan duduk di sofa yang disediakan
Kiara, asik bermain dengan anak kecil lainnya
hanya Kania yang sendiri, anak teman ayahnya tidak ada yang seumuran dengannya
tetapi tidak setelah ia berkenalan dengan Daffa
"Mas Candra, apa kabar ?" sapa seorang lelaki yang terlihat lebih muda dari Candra
"Agus ... baik-baik, kamu apa kabar ?" sahut Candra sambil bersalaman dengan teman sekantornya itu
dalam hatinya Kania berpikir kalau pembicaraan teman ayahnya itu sangat membosankan
Kania yang sudah siap pergi karena terlalu bosan mengurungkan niatnya karena ayahnya mengenalkan dirinya pada temannya
"ini anak mu, Can?"
"iya. Kania ini om Agus"
sambil menyalami tangan Agus, Kania memperkenalkan dirinya dengan senyuman "Kania, om"
"kamu umur berapa Kania?" tanya Agus
"umur 16, om" jawab Kania sembari tersenyum
"kelas 1 SMA ?"
"kelas 2, om"
"loh kok cepet banget?"
"soalnya waktu kelas 1 SD umurnya masih 5 tahun kurang. dia kan Agustus lahirnya" sahut Candra menjelaskan
"berarti sama dong ya sama anak saya, dia juga kelas 2 SMA. sebentar saya panggilin" sahut Agus yang kemudian memanggil anaknya
Kania lalu penasaran dengan anak om Agus ini, ia memutuskan untuk tetap berada di samping ayahnya
tak lama kemudian, datang seorang anak laki-laki yang berperawakan tinggi dan wajahnya manis
"Daffa, ini Kania. anaknya om Candra" sahut Agus memperkenalkan anaknya kepada Kania
kemudian Daffa menyodorkan tanggannya untuk bersalaman sembari tersenyum "Daffa"
dengan kagok Kania menyodorkan tangannya untuk bersalaman "Kania"
setelah Kania bersalaman dengan Daffa, ia jadi berpikir sosok seperti apa Daffa itu
tampangnya memang anak baik-baik tapi belum tentu kelakuannya juga baik
karena bosan, Kania berjalan ke luar aula dan duduk di bangku taman belakang
Kania sempat heran memang, kenapa ayahnya membuat taman belakang untuk kantornya
padahal jarang sekali ada kantor yang punya taman belakang
tapi itu ada untungnya sekarang, Kania jadi bisa bersantai dan duduk mengistirahatkan kakinya yang dari tadi kelelahan karena memakai heels
"sungguh akting yang sangat bagus" ucap seseorang yang tiba-tiba ada di belakang Kania
"hah?" kaget, Kania langsung menengok ke belakang untuk melihat sosok yang tiba-tiba muncul itu
"sorry kalo ngagetin lo, gue cuma lagi iseng muter-muter di aula tadi. trus gue liat lo lagi duduk disini, trus gue ikutin deh" jelas Daffa yang kemudian duduk di samping Kania
"oh gitu"
"anyway lo ga usah sok manis di depan gue, gue tau kalo lo sebenernya cape senyum mulu dari tadi? dan lo juga sebenernya bosen kan ada disini?"
"what? kok dia bisa tau? padahal gue udah sebaik mungkin buat nutupin itu" pikir Kania dalam hatinya
"tapi, itu membuat gue penasaran" sambil memegang tangan Kania, Daffa tersenyum dan kemudian mencium punggung telapak tangan Kania
setelah itu Daffa bangkit dari duduknya dan berkata "lebih baik kita balik ke dalem, sebelum kita dicari sama bokap-nyokap kita" kemudian menyunggingkan senyumannya lalu pergi kembali ke aula
Kania hanya terdiam, dia shock, jantungnya berdegup dengan kencang
selama ini belum ada cowok yang mencium tangannya seperti Daffa tadi
selama ini belum pernah ada orang yang bisa tahu seperti apa dia sebenernya tanpa topeng manisnya itu
"cowok itu bener-bener harus diwaspadai" pikir Kania sambil melihat sosok Daffa yang melangkah masuk ke aula

to be continued ...

0 comments:

Post a Comment